[ rimanews.com ] |
JAKARTA - Ketua Majelis Syuro Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra, menyatakan siap untuk maju menjadi calon presiden pada pemilu 2014. Ia bahkan mengatakan telah melakukan upaya untuk mengumpulkan dukungan terkait hal itu. ''Dulu saya mau maju dibilang kemudaan, sekarang mau maju dibilang ketuaan. Ya sudah lah, saya faith saja tahun 2014 saya maju,'' katanya usai peringatan hari lahir Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) ke XIII di Jakarta, Senin (19/11) seperti diberitakan rimanews.com.
Ia mengatakan, Undang-Undang Nomor 42/2008 tentang Pemilihan Presiden (Pilres) tak akan menjadi ganjalan berat bagi dirinya untuk dapat maju sebagai capres.
Dalam undang-undang itu tercantum ketentuan bahwa seorang capres harus didukung partai atau gabungan partai dengan perolehan setidaknya 20 persen kursi di DPR atau 25 persen perolehan suara sah di tingkat nasional. Hal tersebut dianggap tak masalah, karena dia akan menggalang kekuatan beberapa partai untuk mencapai angka tersebut.
Pasalnya, ia melihat terpilih atau tidaknya seseorang ditentukan oleh suara masyarakat. Makanya kemudian popularitas atau kelayakan seorang calon menjadi faktor yang mempengaruhi nasib seseorang untuk menjadi presiden. Ia pun merasa yakin bahwa popularitasnya terus menguat dalam beberapa tahun belakangan.
''Betul-betul saya tidak merekayasa. Selama ini kan poling-poling dilakukan, nama saya memang sengaja tidak dimasukkan. Coba kalian lihat, jujur saja. Ini akan terus meningkat dan kalau dukungan itu sampai ke tempat yang paling tinggi, mau tidak mau partai akan mau bernegosiasi. Itu yakin saya akan ke arah itu perjalanan politik kita,'' papar dia.
Hanya saja, ia masih enggan menyebut partai mana saja yang didekatinya. Ia hanya mengatakan, untuk urusan yang lebih detil, akan dilakukan ketika menjelang pemilu atau sesudah pemilihan legislatif menjelang pilpres. Yusril pun mengaku tak semata mengharapkan dukungan dari partai Islam. Pasalnya, ia lebih memilih untuk menggabungkan beberapa kekuatan politik.[ RIMANEWS /(yus/rep) ]
Ia mengatakan, Undang-Undang Nomor 42/2008 tentang Pemilihan Presiden (Pilres) tak akan menjadi ganjalan berat bagi dirinya untuk dapat maju sebagai capres.
Dalam undang-undang itu tercantum ketentuan bahwa seorang capres harus didukung partai atau gabungan partai dengan perolehan setidaknya 20 persen kursi di DPR atau 25 persen perolehan suara sah di tingkat nasional. Hal tersebut dianggap tak masalah, karena dia akan menggalang kekuatan beberapa partai untuk mencapai angka tersebut.
Pasalnya, ia melihat terpilih atau tidaknya seseorang ditentukan oleh suara masyarakat. Makanya kemudian popularitas atau kelayakan seorang calon menjadi faktor yang mempengaruhi nasib seseorang untuk menjadi presiden. Ia pun merasa yakin bahwa popularitasnya terus menguat dalam beberapa tahun belakangan.
''Betul-betul saya tidak merekayasa. Selama ini kan poling-poling dilakukan, nama saya memang sengaja tidak dimasukkan. Coba kalian lihat, jujur saja. Ini akan terus meningkat dan kalau dukungan itu sampai ke tempat yang paling tinggi, mau tidak mau partai akan mau bernegosiasi. Itu yakin saya akan ke arah itu perjalanan politik kita,'' papar dia.
Hanya saja, ia masih enggan menyebut partai mana saja yang didekatinya. Ia hanya mengatakan, untuk urusan yang lebih detil, akan dilakukan ketika menjelang pemilu atau sesudah pemilihan legislatif menjelang pilpres. Yusril pun mengaku tak semata mengharapkan dukungan dari partai Islam. Pasalnya, ia lebih memilih untuk menggabungkan beberapa kekuatan politik.[ RIMANEWS /(yus/rep) ]